Ini adalah kisah Gundala setelah seri Bulan Madu di Planet Kuning, terdiri dari 6 jilid diterbitkan tahun 1979. Jadi setelah rombongan pangeran Mlaar, Gundala & Merpati pergi meninggalkan planet Kuning, di planet Kovox tersebar berita munculnya sang pembaharu. Sang pembaharu mempunyai misi untuk mempebaharui sifat, fikiran dan mental spriritual para penduduk di planet Kovox. Dia menyebarkan berita itu di benua tiga tepatnya di lembah kudus.
Setibanya Gundala, dkk di planet Kovox mereka disambut secara meriah, namun para pembesar kerajaan tidak mau berlama lama menahan berita penting ini. Akhirnya setelah melihat pangeran Mlaar berbincang bincang santai dengan Gundala serta Merpati, salah satu menteri menemuinya dan berkata bahwa ada berita penting. Segera pangeran Mlaar mengadakan rapat dan mendengar kabar bahwa telah mucul sang pembaharu, pangeran Mlaar memutuskan untuk menemui langsung si pembaharu.

Mereka tiba di hutan Merana dan disambut oleh serangan binatang binatang buas. Setelah melakukan serangan serangan sengit, tiba tiba para binatang dihentikan oleh bentakan seseorang. Dia bernama Tiper, Gundala, dkk kemudian bermalam di kediaman Tiper. Mendengar kabar tentang sang Pembaharu, Tiper tertarik untuk menemuinya juga. Keesokan harinya mereka berangkat.
Sampailah mereka di daerah yang sangat berbahaya, namanya padang Darah Iblis. Segera mereka di sambut oleh beragam binatang purba yang benar benar menyeramkan dan kuat. Pangeran Mlaar, Merpati dan Tiper tidak bisa berbuat banyak, hanya Gundala yang menyerang dengan petirnya. Melihat situasi yang berbahaya, maka Gundala menutupi celah sempit dengan menembak tebing tebing. Sehingga reruntuhan batu dapat menghalangi binatang2 itu lewat.
Sesampai di pelabuhan, segera mereka secara gerilya membekuk para penjaga dan

Aksi mereka diketahui tentara patroli Bilos yang memakai helicopter. Setelah Kapal rombongan Gundala berlabuh di Benua ketiga, mereka dihadang oleh tentara Bilos yang dipimpin kapten Pino. Kapten Pino ini telah terpengaruh oleh ajaran baik sang Pembaharu dan tidak tega menyerang rombongan Gundala. Dengan alasan banyak korban yang diakibatkan petir Gundala, dia akhirnya kembali ke Istana. Wakilnya Theoz berusaha menjilat Kaisar dengan mengkambinghitamkan (panjang ya…) Pino. Setelah dilerai, Theoz ditugaskan untuk memata matai Pino.
Kerajaan Ramos yang dipimpin kaisar Bilos kemudian menugaskan Jenggez untuk menumpas habis Gundala, dkk serta pembaharu dan seluruh pengikutnya. Tetapi Pino kemudian diam diam menemui sang Pembaharu yang saat itu sudah berkumpul dengan Gundala, dkk. Dia menceritakan rencana kaisar Bilos. Sehingga serangan Jenggez bisa dicegah dan dipatahkan kelompok perlawanan yang dipimpin pangeran Mlaar sebelum tentara yang dipimpin Jenggez menemukan sang Pembaharu.
Theoz semakin gusar karena merasa Pino yang membocorkan rahasia itu, dia kemudian semakin ketat menjaga Pino. Akhirnya sewaktu Pino dan istrinya Vulanea (puteri kaisar Bilos) diam diam mau menemui sang Pembaharu, Theoz dapat mencegatnya, walau Pino melawan dan dibantu Gundala serta Merpati (yang kebetulan lewat). Karena Theoz dapat menawan Vulanea, maka gundala, Merpati dan Pino dapat ditangkap dan dipenjara begitu juga Vulanea (karena dia percaya ajaran sang Pembaharu).
Sejak itu banyak pengikut pembaharu ditangkap, hingga sang pembaharu merasa “saat”nya sudah tiba.
Di dalam penjara, masih ada prajurit yang setia terhadap Pino. Dengan bantuan denah penjara maka Gundala, dkk dapat bebas. Bersamaan pada saat itu pangeran Mlaar dapat menghimpun banyak orang untuk memberikan perlawanan. Sebenarnya kaisar Bilos hendak menghukum mati Gundala, dkk serta pengikut Pembaharu dengan memberikan mereka sebagai tontonan (mirip gladiator) melawan singa2 jurang Iblis.
Pembaharu ditemani Tiper, menyusup kedalam istana secara diam2, walau akhirnya hanya pembaharu yang masuk ke dalam istana. Tiper diminta untuk tinggal diluar. Peperangan masih berlangsung imbang dan hebat, sampai akhirnya sang Pembaharu menyuruh para pengikutnya untuk meninggalkan kota Ramos karena kota itu akan hancur rata dengan tanah. Setelah para pengikutnya berlarian ke luar kota maka pembaharu mengikat tangannya ke tiang dengan rantai.
Dengan meminta kekuatan yang Maha Tinggi dia dapat mematahkan tiang2 istana dan merubuhkan seluruh kota. SELESAI.

0 komentar:
Posting Komentar