Penulis : Usman Hamid, Hotma Timbul Hutapea, A. Patra M. Zen, Stanley Yosep Adi Parsetyo Empat priode kepemimpinan terlampaui sudah, tak ada satupun jawaban ampuh bagi kedukaan korban/keluarga korban kerusuhan Mei 98. Optimisme gerakan korban dan keluarga korban selalu disandingkan dengan argumentasi kekuasaan; bahasa politik (baca; kepentingan) dan retorika hukum yang terus saja diputar balik untuk kepentingan penguasa (baca: pelaku). Buku ini, menjadi saksi betapa semua itu terus menyelimuti pengungkapan kasus kerusuhan Mei. Dengan pendekatan teoritis, penulis memaparkan bahwa argumentasi penolakan pengusutan kasus Mei, tidak lebih dari budaya ketakutan dan kepengecutan bangsa ini untuk mengakui dan meluruskan sejarahnya.MENATAP WAJAH KORBAN
Penerbit : KontraS, SNB, APHI, IKOHI, FKKM 98, Yayasan Tifa (2005)
Jumlah Halaman : 222 Halaman
Perpanduan analisis peristiwa dengan analisis sisi politik, dan hukum, menjadi argumentasi valid, bahwa kasus Mei adalah pelanggaran berat HAM. Oleh karenanya negara harus berani mengungkap dengan paradigama kepentingan korban, tanpa harus ketakutan pada institusi apapun (baca:militer). Dengan buku ini, keberanian mental dan kepercayaan diri secara retorik terasa begitu segar, bahwa kasus ini harus diungkap!
Type: *.PDF
Size: __
0 komentar:
Posting Komentar