Sebuah kisah roman tempo doeloe dengan latar belakang
Ayah Nurlela, pak Mohambing ditangkap dan ditahan oleh tentara pendudukan Jepang
karena dituduh sebagai kaki tangan tentara Belanda.
Di tahanan pak Mohambing berada satu sel dengan seorang Belanda
yang sudah tua dan sakit-sakitan bernama van der Heijde.
Sebelum akhirnya meninggal di sel tahanan, van der Heijde memberikan
sebuah rahasia tentang harta miliknya berisi emas dan intan permata
yang disimpan di sebuah peti yang di kubur di suatu tempat
di halaman belakang rumahnya di daerah Menteng.
Ahmad yang menyampaikan kabar kepada Nurlela dan ibunya bahwa
ayahnya ditahan tentara Jepang, akhirnya jatuh cinta pada gadis itu.
Ahmad dan Nurlela berusaha untuk mengambil harta karun yang terpendam
di rumah van der Heijde di Menteng, sayangnya rumah itu sudah di jadikan
kediaman seorang tentara Jepang / Kempetai berpangkat Letnan
yang kejam dan suka perempuan muda.
Nurlela pun menyamar sebagai babu cuci (pembantu rumah tangga)
agar bisa mengambil harta karun itu.
Kisah ini juga menceritakan keadaan di
dengan cukup detail, termasuk keadaan sosial dan ekonomi saat itu.
Area2 di Djakarta saat itu seperti Tanah Abang, Pasar Senen, Petojo, Sawah Besar,
Setasiun Beos / Kota dll. termasuk dalam latar belakang kisah cerita ini.
Bagaimana kelanjutan kisah percintaan antara Nurlela dengan Ahmad,
apakah akhirnya mereka duduk di pelaminan sebagai suami-isteri?
Apakah ayah Nurlela, pak Mohambing bisa keluar dari penjara dengan selamat?
Apakah harta karun peninggalan van der Heijde berhasil di ambil oleh Nurlela dan Ahmad?, silahkan ikuti langsung dari novel klasik ini.
Tebal 122 halaman
Diterbitkan oleh: P.N. Balai Pustaka
Tahun penerbitan tidak terdapat, tapi melihat dari kata pengantar oleh penulis buku ini
Bagindo Saleh, tertanggal:
Kondisi buku: halaman lengkap, jilid utuh.
Untuk melihat gambar yang lebih besar/lebih jelas, silahkan click pada gambar yang akan dilihat.
0 komentar:
Posting Komentar